Senin, 09 Juni 2014

soal fisika



Topik : Massa Jenis dan Wujud Zat

1) Air raksa memiliki massa jenis sebesar 13.600 kg/m
3. Volume dari 500 gram air raksa adalah....
A. 9,19 cc
B. 18,38 cc
C. 36,76 cc
D. 45,95 cc
2) Sebuah benda bermassa 5 kg dengan ukuran seperti gambar berikut!

Massa jenis benda di atas adalah....
A. 0,5 g/cm
3
B. 5 g/cm
3
C. 50 g/cm
3
D. 500 g/cm
3
D. 5000 g/cm
3

3) Budi membeli minyak sebanyak 5 liter yang diketahui memiliki massa jenis sebesar 0,8 g/cm
3. Jika minyak tersebut ditimbang maka ukuran yang terbaca pada neraca adalah.....(1 liter = 1.000 cm3)
A. 0,625 kg
B. 1,6 kg
C. 3,2 kg
D. 4,0 kg

4) Seorang siswa memasukkan benda yang bermassa 250 gram ke dalam gelas ukur.
 
Massa jenis benda tersebut sebesar....
A. 1,00 g/cm
3
B. 1,25 g/cm
3
C. 1,50 g/cm
3
D. 2,50 g/cm
3

5) Cairan A sebanyak 0,1 m
3 tercampur dengan baik bersama cairan B sebanyak 0,2 m3. Jika massa jenis cairan A dan cairan B berturut-turut adalah 1 g/cm3 dan 1,2 g/cm3 maka massa jenis campuran tersebut adalah....
A. 1,16 g/cm
3
B. 1,113 g/cm
3
C. 1,1 g/cm
3
D. 0,733 g/cm
3

6) Berikut ini sifat-sifat suatu zat:
(1) volumenya tidak tetap
(2) jarak antar partikel dekat dan teratur
(3) bentuknya tidak tetap
(3) volumenya tetap
Yang merupakan sifat-sifat gas adalah...
A. 1, 2 dan 3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 1 dan 2

7) Perubahan zat berikut yang diikuti dengan pelepasan energi adalah....
A. air yang menguap
B. es yang mencair
C. uap air yang mengembun
D. kapur barus yang menyublim

8) Perhatikan gambar berikut!
 
Proses suatu zat yang mengkristal ditunjukkan oleh...
A. garis B
B. garis C
C. garis E
D. garis F

9) Perhatikan gambar di atas. Proses yang ditunjukkan garis D adalah....
A. mengembun
B. melebur
C. menguap
D. menyublim

10) Perbedaan antara besi dan bensin adalah....
A. partikel besi letaknya teratur, partikel bensin tidak teratur
B. partikel besi tidak teratur, partikel bensin teratur
C. partikel besi sangat berdekatan, partikel bensin berjauhan
D. partikel besi berjauhan, partikel bensin berdekatan

Selasa, 03 Juni 2014

jurnal Ilmiah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELAKUKAN ISNTALASI SOUND SYSTEM (MISS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TAI (Team Assisted Individualization)DIKELAS XI AV SMK NEGERI 5 JAKARTA
Radinal Setyadinsa
Alumni Angkatan 2012 Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika

Bambang Dharmaputra
Dosen Universitas Negeri Jakarta 
Moch. Sukardjo
Dosen Universitas Negeri Jakarta 
Muhamad Rizky Kurniawan
Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektro

Abstrak
Research aim to increse result of learning Melakukan Instalasi Sound System (MISS) with study model of cooperative learning type TAI (Team Assisted Individualization).Research is done with Penelitian Tindakan Kelas (PTK), what observed by collaborator teacher as discussion friend, study model applied is Cooperative Learning Type TAI(Team Assisted Individualization). Result of research concludes that the students agrees (satisfies) study model of Cooperative Learning Type TAI(Team Assisted Individualization can increase result of learning Melakukan Instalasi Sound System (MISS) as according to Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 at class XI AV-2 SMK Negeri 5 Jakarta.
Keywords : Improvement result of learning, Cooperative Learning Tipe TAI, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70, the students agrees (satisfies)



Pendahuluan
Salah satu regulasi peningkatan mutu pendidikan di indonesia adalah diberlakukanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Implementasi KTSP di sekolah menuntut para guru dan siswa untuk lebih kreatif dan memiliki inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas.
Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar yang dialami siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai. Pembelajaran harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Selanjutnya, keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh besarnya partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, semakin aktif siswa mengambil bagian dalam kegiatan pembelajaran, maka semakin berhasil kegiatan pembelajaran tersebut.
Di sekolah menengah kejuruan (SMK) masih banyak siswa yang hanya sebatas mendengarkan guru saja tetapi kurang memahaminya (karena guru kurang aktif dalam menjelaskan materi yang diajarkanya) sehingga pada saat para siswa ditanya tentang materi tersebut, para siswa kurang bisa menjelaskanya. Peneliti memilih pelaksanaan di sekolah menengah kejuruan (SMK) negeri 5 Jakarta karena pembelajaran melakukan instalasi sound system (MISS) berupa teori masih diabaikan oleh para guru. Peneliti melihat masalah dikarenakan Peneliti melakukan program pengalaman lapangan(PPL) di SMK negeri 5 jakarta selama satu semester sehingga peneliti bisa menemukan masalah tersebut. Selanjutnya, peneliti berdiskusi dengan guru yang mengajar MISS, yang nantinya sebagai guru kolaborator. Hasil diskusi menghasilkan bahwa pembelajaran MISS langsung berupa praktik tanpa diberitahukan terlebih dahulu teorinya ternyata kurang optimal sebab siswa masih bertanya terus-menerus kepada guru terhadap tugas yang diberikan oleh guru tersebut. 
Dari tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas XI AV 3 hanya mendapatkan nilai 71,9. Nilai tersebut sangat kurang walaupun nilai rata-ratanya sudah melampui nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70 untuk nilai mata pelajaran produktif. Tetapi jika dilihat semuanya, maka ada beberapa siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM sehingga siswa tersebut akan melakukan remedial (perbaikan). Di pelajaran produktif jika ada siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM sebanyak 3 mata pelajaran maka siswa tersebut tidak akan naik walaupun siswa tersebut tidak akan naik walaupun siswa tersebut di pelajaran adaptif dan normatif mendapatkan nilai yang sempurna
Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar adalah melakukan tindakan kelas (PTK). PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi) ataupun output (hasil belajar).PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Salah satunya ialah dengan metode dan sumber dan sumber belajar yang dapat merangsang keaktifan siswa dalam belajar, yaitu melalui model pembelajaran cooperative learning (pembelajran kooperatif) dengan tipe TAI (team assisted individualization). Peneliti memilih cooperative learning tipe TAI karena didalam suatu kelas untuk mata pelajaran produktif di SMKN 5 Jakarta, siswa melaksanakan pembelajaran secara berkelompok. Jadi siswa duduk dengan teman sekelompoknya masing-masing sehingga kalau ada tugas kelompok para siswa bisa membuat kelompok dengan cepat dan tidak perlu dibantu oleh guru yang bersangkutan.
Dengan demikian,  peneliti berharap dengan model pembelajaran cooperative learning tipe TAI,  siswa dapat ditingkatkan hasil belajarnya sehingga bisa menjadi salah satu model pembelajaran yang patut digunakan di kelas-kelas.
Mikrofon
Mikrofon  (bahasa inggris: microphone) adalah suatu jenis tranduser yang mengubah energi- energi akustik menjadi sinya listirik. Mikrofon merupakan salah satu alat untuk membantu komunikasi manusia. Mikrofon dipakai pada banyak alat seperti telepon, alat perekam, alat bantu dengar, dan pengudaraan radio serta televisi.

Pada dasarnya mikrofon berguna untuk mengubah suara menjadi getaran listrik sinyal analog untuk selanjutnya diperkuat dan diolah sesuai dengan kebutuhan, pengelolaan berikutnya dengan power amplifier dari suara yang berintensitas rendah menjadi lebih keras terakhir di umpan ke speaker.
Radio
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang elektromagnetik melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang elektromagnetik tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara). Gelombang radio ialah suatu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk ketika objek bermuatan listrik dimodulasi (dinaikkan frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat dalam frekuensi gelombang radio (RF) pada suatu spektrum elektromagnetik, dan radiasi elektromagnetiknya bergerak dangan cara osilasi elektrik maupun magnetik. Gelombang elktromagnetik lain yang memiliki frekuensi diatas gelombang radio meliputi sinar gamma, sinar-X, infra merah, ultraviolet, dan cahaya terlihat. Gelombang radio merambat pada frekuensi 100.000 HZ sampai dengan 100.000.000.000 HZ, sementara gelombang audio merambat pada frekuensi 20 HZ sampai 20.000 HZ. Pada siaran radio, gelombang audio tidak ditransmisikan langsung melainkan 

ditumpangkan pada gelombang radio yang akan merambat melalui ruang angkasa ada dua metode transmisi gelombang radio, yaitu melalui modulasi amplitudo(AM) dan modulasi frekuensi(FM)  
Compact Cassete Recorder
 Compact cassete recorder atau kadang disebut sebagai tape recorder adalah alat yang digunakan untuk merekam dan memainkan ulang radio yang tertanam pada pita magnetik .
Jenis-jenis tape recorder
Analog tape recorder
Analog tape recorder mempunyai karakteristik noise level yang masih mengganggu pendengaran, karena disebabkan molekul bahan pita yang berjajar sepanjang pita.
· Digital audio tape recorder
Digital audio tape recorder atau disebut dengan DAT mempunyai keunggulan dibanding dengan Analog tape recorder yaitu : signal to noise 96db, lebih baik 20 s.d. 30 db. Tingkat distorsinya rendah yaitu kurang dari 0,5% kecepatan dan ketetapan dalam mencari signal yang dikehendaki lebih baik. 
VCD dan DVD PLAYER
VCD PLAYER yaitu perangkat elektronika yang berfungsi untuk memutar video CD. Tidak hanya memutar video CD saja tetapi juga dapat untuk memutar MP3 ataupun CD audio. Bahkan ada juga yang dilengkapi dengan game, radio, dan juga karaoke.
DVD PLAYER adalah perangkat yang berfungsi untuk memutar CD. CD dengan kapasitas yang besar. DVD PLAYER dapat memutar file-file yang lebih banyak dari VCD PLAYER. Pada intinya, DVD PLAYER adalah penyempurnaan dari    VCD PLAYER.
Perbedaan paling mendasar dan menjadi keunggulan DVD player karena bisa membaca DVD dan VCD, sedangkan VCD player tidak bisa. 
Preamplifier Microphone (preamp mic)
Preamplifier Microphone adalah perangkat sound engginering yang mempersiapkan sebuah mikrofon sinyal untuk diproses oleh peralatan lainya. Sinyal mikrofon biasanya terlalu lemah untuk ditransmisikan kepada unit seperti konsol pencampuran dan alat perekam preamplifiers meningkatakan sinyal mikrofon ke garis-tingkat (yaitu tingkat kekuatan sinyal yang dibutuhkan oleh perangkat tersebut) dengan menyediakan stabil keuntungan sementara mencegah akibat dari kebisingan yang dinyatakan akan mendistorsi sinyal. 
Preamplifier head
Preamplifier head adalah rangkaian penguat awal yang berfungsi menguatkan sinyal listrik audio dari head tape. Sinyal diperoleh dari gesekan pita magnetik dengan lilitan head yang akan menghasilkan fluktuasi pada lilitan head, sehingga timbul GGL (gaya gerak listrik) yang merupakan sinyal listrik suara. Sinyal yang didapatkan dari head masih sangat lemah, sehingga harus dikuatkan  terlebih dahulu dan disesuaikan impedansinya sebelum masuk ke perangkat pengatur radio selanjutnya.
Ada berbagai macam jenis dan tipe preamp head. Semua dibutuhkan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan yang diinginkan. Ada yang dibangun dengan transistor, ada pula yang dibangun denga IC opamp atau penguat lainya. Tipe penguatan pun bermacam-macam. Tetapi pada intinya adalah menguatkan semua frekuensi sinyal (full range), agar didapatkan bandwith uotput yang lebar sehingga memudahkan untuk pemulihan penguatan frekuensi tertentu.
Tone Control
Tone Control bagian dimana berfungsi untuk mengatur sinyal suara yang masuk sehingga dapat memainkan sinyal dengan memutar/menggeser tone control yang ada. Jika tidak ada tone control maka sinyal suara akan terdengar kecil atau flat biasa saja karena tidak ada penambahan power pewarnaan suara. Dibagian tone control frekuensi diolah.
Equalizer
Equalizer adalah alat yang dapat digunakan untuk menyamakan suara speaker mendekati sumber aslinya atau mengembalikan suara speaker seperti aslinya. Equalizer merupakan salah satu perangkat audio dengan kontrol frekuensi untuk mengatur sound instrument. Equalizer lazim disingkat dengan EQ dapat ditemukan disetiap track pada software DAW. Semua proses dalam audio recording (tracking, missing dan mastering) akan melibatkan fungsi Equalizer.
Semua jenis Equalizer memiliki fungsi yang sama dan sama-sama bekerja menggunakan kontrol frekuensi, berikut jenis-jenis equalizer :
· Peak bell EQ/ bell equalizer
· Shelf equalizer/ shelving equalizer
· Parametric equalizer
· Graphic equalizer
Power Amlifier
Power Amplifier secara umum adalah suatu alat yang meningkatkan level sinya atau membesarkan amplitudo dari sinyal yang diumpankan kepadanya. Kemudian, untuk mendorong sinyal yang sudah diolah preamp untuk diteruskan ke bagian speaker. Masyarakat mengenal ada ampli 30, 40, 50, 90, 100, 120, 200, 300 watt, Amplifier adalah kekuatan dari daya dorong power tersebut. Akan tetapi tidaklah murni. Bisa dikatakan ukuran 100 watt misalkan sudah dihitung dengan suara cacatnya. Kualitas dari amplifier banyak menentukan hasil akhir dari suatu car audio system.
Struktur dari Power Amplifier biasanya terdiri dari :
· heat Sink
· DC connector terminals section
· RCA atau high level terminal output
· Speaker output connector
· Crossover section
· Gain section
· Fuse amplifier

Speaker
Speaker adalah transduser yang mengubah sinyal elektrik ke frekuensi audio dengan cara menggetarkan komponenya yang berbentuk selaput. dalam setiap sistem penghasil suara, penentuan kualitas suara terbaik tergantung dari speaker. rekaman yang terbaik, dikodekan kedalam alat penyimpanan yang berkualitas tinggi, dan dimainkan dengan deck dan pengeras suara kelas atas, tetap saja hasil suaranya akan jelek bila dikaitkan dengan speaker yang berkualitas rendah. sistem pada speaker adalah suatu komponen  yang membawa sinyal elektronok, menyimpanya dalam CD, tape, dan DVD lalu mengembalikanya lagi kedalam bentuk suara aktual yang dapat di dengar.
fungsi dari speaker adalah jelas untuk memproduksi suara, namun setiap jenis dan merk speaker memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam hal memproduksi suara.
adapun jenis-jenis speaker yaitu :
· speaker dual core
· speaker coaxial
· speaker split
Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif ialah dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu sama lainya dalam mempelajari materi materi pelajaran. dalam kelas kooperatif para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling berdiskusi, dan saling berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.
salah satu ciri pembelajran kooperatif adalah kemampuan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil yang heterogen. masing-masing anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara.
Pembelajaran kooperatif learning tipe team assisted individualization (TAI)
model pembelajaran TAI (team asiisted individualization) termasuk dalam pembelajaran kooperatif. dalam model pembelajaran TAI, siswa ditempatkan pada kelompok-kelompok kecil yang heterogen untuk menyelesaikan tugas kelompok yang sudah disiapkan oleh guru, selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukanya. keheterogenan kelompok mencangkup jenis kelamin, tingkat kemampuan dan sebagainya.
menurut Slavin dalam model TAI dengan beberapa alasan. pertama, mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan program pengajaran individual. kedua, memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif. ketiga, TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran , misalnya dalam hal kesulitan belajar siswa secara individual.
Tujuan penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar melakukan instalasi sound system (MISS) dengan model pembelajaran Cooperative learning tipe TAI (team assisted individualization) di SMKN 5 Jakarta.
Tempat dan waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2011 s.d. September 2011 di SMK Negeri 5 Jakarta 
Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas XI AV (Audio Video) 2. Jumlah siswa dikelas XI AV 2 ada 29 siswa, terdiri dari 27 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Karakteristik siswa kelas XI AV 2 bermacam-macam, ada yang pada saat guru menjelaskan mengobrol dengan temanya, ada yang memainkan pulpen dan buku, ada juga yang memperhatikan pada saat guru menjelaskan (biasanya siswa yang duduknya dekat dengan guru). Yang utama, hanya sedikit (1-2) yang mengajukan pertanyaan saat guru memberikan kesempatan untuk bertanya.


Prosedur penelitian
Prosedur/siklus penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK) model Kurt Lewin. Konsep pokok PTK menurut Kurt Lewin terdiri dari empat komponen yaitu : perencanaan(planning), tindakan (acting), pengamatan(observing), dan refleksi(reflecting). Penelitian dilaksanakan pada mata pelajaran melakukan instalasi sound system (MISS) yang terdiri dari empat kali pertemuan dan terdapat tiga indikator sehingga ada tiga siklus yang dilaksanakan. Adapun langkah dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut :
· Perencanaan
Peneliti membuat perencanakan tindakan meliputi perencanaan tindakan umum dan tindakan khusus. Perencanaan umum merupakan perencanaan yang disusun untuk keseluruhan aspek, sedangkan perencanaan khusus merupakan perencanaan yang disusun untuk masing-masing siklus. Keseluruhan perencanaan disusun berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dan guru kolaborator.
Peneliti merancang kegiatan belajar berdasarkan silabus dan RPP yang telah dirancang menurut permasalahan yang ada dalam kelas tersebut. Silabus adalah suatu rencana yang mengatur kegiatan pembelajaran dan pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar dari suatu mata pelajaran. Silabus merupakan bagian dari kurikulum sebagai penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar.
Setelah silabus dibuat guru menjabarkan secara rinci dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam silabus. Di dalam RPP berisi petunjuk secara rinci, pertemuan demi pertemuan, mengenai tujuan, ruang lingkup materi yang harus diajarkan, kegiatan belajar mengajar, media, dan evaluasi yang harus digunakan. Selanjutnya, dengan pedoman RPP, pengajar akan dapat mengajar dengan sistematis,  tanpa khawatir keluar dari tujuan, ruang lingkup materi, strategi belajar mengajar, atau keluar dari sistem evaluasi yang seharusnya. Setelah menyelesaikan silabus peneliti menyiapkan media serta membuat instrumen pemantau tindakan, dan evaluasi hasil beajar untuk keseluruhan siklus
· Tindakan
Pada tahap tindakan peneliti menyusun rencana pelaksana pembelajaran (RPP). Kegiatan tersebut terdiri dari 3 siklus yang dilakukan dalam 4 pertemuan, setiap pertemuanya dilaksanakan 3 jam pelajaran (135 menit). Tahap-tahap sebagai berikut :
· Peneliti menyiapkan materi bahan ajar dan soal latihan yang akan digunakan untuk setiap siklus serta kuesioner dalam pertemuan terakhir.
· Peniliti melakukan kegiatan pendahuluan (memberikan salam, memeriksa kehadiran siswa).
· Peneliti memberikan pre test kepada siswa untuk melihat kemampuan awal siswa mengenai materi yang diberikan (soal berupa 10 butir pilihan ganda dikerjakan dalam waktu 10 menit).
· Peneliti memberitahukan tujuan dan memberikan motivasi kepada siswa dalam mempelajari melakukan Instalasi sound system.
· Peneliti juga memberitahukan model yang digunakan untuk mempermudah pemahaman siswa dalam pembelajaran sehingga sisswa menjadi aktif.
· Peneliti memberikan materi secara singkat untuk dipelajari sisswa dalam mengerjakan tugas kelompoknya.
· Peneliti membentuk kelompok kecil yang heterogen tetapi harmonis, setiap kelompok 5-6 siswa. Setiap kelompok mendapatkan LKS sebagai pedoman dalam mengerjakan tugas dan media LCD untuk memfokuskan siswa dalam strategi pembelajaran kooperatif tipe TAI.
· Setiap kelompok mengerjakan tugas yang telah diberikan, dan peniliti memberikan bantuan secara individual bagi yang memerlukanya.
· Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya . jika diperlukan, peneliti dapat memberikan bantuan secara individual.
· Setelah selesai mengerjakan tugas, setiap kelompok melakukan tanya jawab dan kelompok yang lain memeperhatikan sekaligus juga bertanya jika jawaban yang diberikan kurang.
· Peniliti melakukan evaluasi hasil belajar tentang materi yang diberikan kemudian peneliti menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil (jika ada) berdasarkan hasil evaluasi sehingga dipertemuan selanjutnya kelompok yang lain termotivasi untuk melakukan hal yang sama untuk menjadi kelompok yang terbaik.
· Peniliti menutup kegiatan pembelajran tersebut bersama siswa menyimpulkan materi yang telah di baahas dan peneliti memberitahukan materi yang akan depelajari pada pertemuan selanjutnya. Kemudian untuk mengukur kemampuan siswa dalam mempelajari materi yang telah di bahas, maka peneliti memberikan pos test dengan soal yang berbeda seperti soal dalam pre test.
· Pada saat pertemuan terakhir, sebelum jam akhir berbunyi, peneliti memberikan kuesioner untuk mengetahui sejauh mana mereka menyukai strategi yang digunakan.
Pengamatan
Peneliti melaksanakan tahap pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan. Kegiatan pengamatan sekaligus melaksanakan tindakan. Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan lembar pengamatan kolaborator, job sheet, dan soal-soal yang dikerjakan.
Pengamatan tindakan (observing) yang digunakan ialah sejauh mana siswa meningkatkan hasil belajar melalui pretest dan post test. Kemudian siswa dalam memahami materi yang diajarkan dan menyimpulkan kembali materi tersebut.
Refleksi
  Setelah melakukan observasi, peneliti memproses data yang telah diperoleh, mendiskusikanya dengan guru kolaborator, apakah tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat, apa kelebihan dan apa kekurangan perencanaan serta tindakan yang telah dilakukan, serta bagaimana rata-rata hasil belajar mata pelajaran Melakukan instalasi sound system setelah siswa diberikan tindakan pada siklus I.
Tujuan dilaksanakanya refleksi adalah mengingat dan merengkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi yang sudah dilakukan berguna untuk siklus berikutnya, agar bisa menyususn perencanaan tindakan dari kekurangan siklus yang sebelumnya.
Hasil penelitian dan pembahasan
· Siklus I
· Perencanaan
Siklus 1 dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu, tanggal 10 agustus dan tanggal 14 september 2011, kompetensi dasar (KD) yang diajarkan adalah KD 5 pengawatan peralatan sound system dengan indikator menjelaskan bagian-bagian sound system. Pertemuan 1 membahas tentang unit input dari sound system dan pertemuan 2 membahas tentang unit proses dan unit penguatan dari sound system.
· Tindakan
Pada pertemuan pertamaa hadir 23 siswa dari 29 siswa dikarenakan ada praktik kerja industri(prakerin) dan pada pertemuan kedua hadir 23 siswa, juga guru kolaborator.
· Pengamatan
Selama proses KBM, guru dan kolaborator memperhatikan situasi dan kondisi para siswa. Guru juga mengamati hasil dari pretest dan post test dalam pertemuan ke-1 maupun ke-2 kemudian juga hasil dari tugas berkelompok.
· Refleksi
Dari hasil pengamatan dan juga berdiskusi dengan kolaborator, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
ð Semua siswa sudah mengalami peningkatan dalm hasil belajar yaitu nilai pre test meningkat dengan nilai post test.
ð Dalam bekerja kelompok belum semuanya aktif, jadi hanya 1-3 siswa saja yang mengerjakan tugas
ð Dalam mengerjakan tugas waktu yang diberikan belum bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.
· Siklus II
· Perencanaan
Siklus 2 dilaksankan tanggal 21 september 2011, dengan indikator menginstal sound system dengan menggunakan speaker aktif. Dalam perencanaan dibuat RPP untuk pertemuan 3 dengan tingkat keberhasilan sama dengan siklus pertama.
· Tindakan
Pada siklus 2 hadir 19 siswa dari 29 siswa dikarenakan 6 siswa mengikuti prakerin dan 4 siswa tidak masuk dengan keterangan yang berbeda-beda, ada yang sakit, ada juga yang tanpa keterangan, juga terdapat guru kolaborator.
· Pengamatan
Selama proses KBM, guru dan kolaborator memperhatikan situasi dan kondisi siswa. Guru juga mengamati hasil dari pre test dan post test kemudian juga hasil dari tugas berkelompok.
· Refleksi
Dari hasil pengamatan dan juga berdiskusi dengan kolaborator, maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Nilai post test semua siswa sudah mencapai lebih dari KKM.
Dalam berkelompok hampir semua aktif, terdapat 4-5 siswa yang mengerjakan tugas.
Dalam mengerjakan tugas kelompok ada 2 kelompok yang belum bisa menggunakan waktu semaksimal mungkin.
Siklus III
· Perencanaan
siklus 3 dilaksanakan tanggal 28 september 2011, dengan indikator menginstal sound system dengan menggunakan speaker pasif.dalam perencanaan dibuat RPP untuk pertemuan 4 dengan tingkat keberhasilan sama dengan siklus pertama dan kedua.
· Tindakan
pada siklus 3 hadir 23 siswa, juga terdapat guru kolaborator. Pada siklus 3 proses kegiatan belajar mengajar sesuai denga RPP yang telah disusun.
· Pengamatan
Selama proses KBM, guru dan kolaborator memperhatikan situasi dan kondisi siswa. Guru juga mengamati hasil dari pre test dan post test kemudian juga hasil dari tugas berkelompok.
· Refleksi
Dari hasil pengamatan dan juga berdiskusi dengan kolaborator, maka didapatkan hasil sebagai berikut :
ð Semua siswa mengalami peningkatan dalam hasil nilai pre test, post test dan kelompok
ð Nilai post test, semua siswa sudah mencapai lebih dari KKM.
ð Dalam kerja kelompok semua siswa aktif dan mendapatkan nilai jauh di atas KKM.
ð Semua siswa merasa puas(setuju) dalam pembelajaran menggunakan model cooperative learning tipe TAI (team assisted individualization).
Kesimpulan, dan Saran
Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa diambil yaitu :
ð Model pembelajaran cooperative learning tipe TAI (team assisted individualization) dapat meningkatkan hasil belajar melakukan instal sound system.
ð Siswa butuh adaptasi dalam model pembelajaran cooperative learning tipe TAI sehingga dibutuhkan lebih dari dua siklus untuk mendapatkan tujuan yang di inginkan
ð Siswa mencapai peningkatan dalam hasil belajar  dalam siklus kedua sehingga perlu satu siklus lagi untuk membuktikan peningkatan hasil belajar tersebut apakah sudah stabil.
ð Siswa mencapai nilai KKM sebesar 70 perlu dipertahankan.
ð Semua siswa merasa puas(setuju) dalam pembelajaran menggunakan model cooperative learning tipe TAI (team assisted individualization). Untuk belajar melakukan instal sound system.
ð Hasil yang dicapai siswa dalam menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe TAI (team assisted individualization) jauh melebihi KKM sebesar 70.
Saran
ð model pembelajaran cooperative learning tipe TAI (team assisted individualization) perlu dilanjutkan oleh guru yang lainya.
ð Sebaiknya guru mengembangkan model pembelajaran cooperative learning tipe TAI (team assisted individualization)sebagai alternatif untuk pelajaran lain.
ð Dari salah satu komponen model pembelajaran cooperative learning tipe TAI (team assisted individualization) yaitu placement test, peneliti menggunakanya tidak sesuai dengan yang dimaksud sehingga perlu perbaikan lebih lanjut.






















Daftar Pustaka
Arikunto Suharsimi, Suhadjono,  Supardi. 2010. Penelitian  Tindakan Kelas Jakarta: Bumi Aksara.

Bagoes Noegroho.2010. Prinsip  Kerja Compact Recorder  (tape recorder).SMK negeri 5 Surabaya.

Budy Kurnia.2008. Cara Kerja &  Permasalahanya.Streetba ss Forum.

Cares1940. 2011. Jenis-Jenis Speaker.Kaskus.

Choirull Anwar.2008.Power Amplifier.

Danang Supriyan.2009. Optick DVD dan VCD Player.

Fadilla Mutiarawati.2009. Definisi,  Pengertian, Tips, Jenis,  Macam, Kualitas dan Region Code DVD.  Universitas Negeri Bangka  Blitung.
Green Heroes.2010. Graphic Equalizer.

Green Heroes.2010. Pre Amp Head.

Hafidz Azikri Blog.2009.  Pengeras Suara. Blog  Ilmuan Dunia.

Hendra Santosa.2010. Tape  Recorder. Fasilitas  Blogging ISI Denpasar.
Mardiyah Nur K.2009. Jenis- Jenis Mikrophone. SMKN  1 Cilacap.
Kusumah Wijaya & Dedi  Dwigatama.2010.  Mengenal Penelitian dan  Tindakan Kelas Edisi  Kedua. Jakarta: PT  Indeks.




M.Rizky Kurniawan
5115127107
Pendidikan Teknik Elektro Non Reguler 2012
Jurnal Ilmiah